Gunung Rinjani ditutup Sementara
Gunung Rinjani yang menjadi salah satu tujuan favorit pendakian di Tanah Air untuk sementara ini ditutup oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Penutupan tersebut berlangsung sampai waktu yang tidak ditentukan sejak Gunung Barujuri meletus pada Minggu (25/10) pukul 10.45 WITA lalu. Aktivitas serupa tercatat pernah terjadi tahun 2004 dan 2009.
Gunung Barujari sendiri merupakan anak Gunung Rinjani yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gunung Barujari memiliki ketinggian 2.296 – 2.376 meter dari permukaan laut (m dpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani. Anak gunung ini terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.
Dalam pantauan terakhir pihak BTNGR, hingga saat ini Gunung Barujari masih mengeluarkan asap disertai debu namun masih dalam skala kecil. Setiap titik masuk jalur pendakian menuju Gunung Rinjani ditutup setelah erupsi Gunung Barujari. Polda NTB dan petugas Taman Nasional Gunung Rinjani terus memantau titik-titik tempat keluar masuk pendakian, karena dikhawatirkan ada pendaki yang melanggar aturan, sebab setelah Gunung Barujari erupsi membawa gas beracun.
Selain itu, letusan Gunung Barujari telah mengakibatkan kawasan hutan Gunung Rinjani terbakar sehingga berbahaya bagi keselamatan pendaki yang melalui jalur padang sabana dan hutan cemara. Kawasan hutan TNGR yang terbakar terjadi di beberapa titik, seperti di Kecamatan Aikmel, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dan Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Petugas BTNGR hingga saat ini tetap siaga di beberapa resort seperti Resort Sembalun, Resort Kembang Kuning-Timbanuh, Resort Joben, Kabupaten Lombok Timur, dan Resort Senaru Kabupaten Lombok Utara. Hal itu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam rangka membantu proses evakuasi jika terjadi kondisi darurat.
Informasi Penerbangan
Aktivitas Anak Gunung Rinjani yang terus meningkat mengakibatkan beberapa jalur penerbangan terganggu. Sembilan penerbangan dari dan ke Australia ditutup sementara di Bandara Ngurah Rai. General Manager PT Angkasa Pura Ngurah Rai IGN Ardita menjelaskan sembilan penerbangan dari dua maskapai Australia, yakni Virgin Air dan Jet Star membatalkan penerbangan karena erupsi Gunung Barujari.
“Angkasa Pura Ngurah Rai sebenarnya tidak mengajukan pembatalan penerbangan ke Australia namun karena kedua maskapai itu yang mengajukan (pembatalan) penerbangan, akhirnya dilayani juga,” ujarnya. Menurutnya, erupsi tersebut tidak terlalu membahayakan, tetapi kedua maskapai mempertimbangkan keselamatan penumpang sehingga membatalkan jadwal penerbangan.
Untuk jalur domestik, sejumlah penerbangan dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju ke Bandara Internasional Ngurah Rai Bali terganggu menyusul adanya erupsi Gunung Rinjani, Lombok. Humas Bandara Internasional Juanda Surabaya, Liza Anindya di Sidoarjo, Selasa (3/11) mengatakan Bandara Ngurah Rai ditutup sejak pukul 18.30 WIB sampai dengan pukul 22.30 WIB. Penumpang yang mengalami penundaan keberangkatan akan dikoordinasikan dengan maskapai penerbangan terkait dengan penanganan lanjutan. Penerbangan lanjutan akan dilakukan menyusul sampai dengan waktu yang belum ditentukan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gede Suantika, menjelaskan bahwa abu letusan Gunung Barujari berpotensi mengganggu penerbangan karena arah angin yang berhembus dominan ke arah barat dan barat laut, mendekati Pulau Bali.
“Tinggi Barujari itu 2.300 meter, ditambah seribu meter kolom letusan jadi lebih dari 3 kilometeran. Abunya menyebar ke arah barat dan barat daya ke arah Pulau Bali,” kata dia. Hingga saat ini asap letusan Gunung Barujari masih mengepul.